Selasa, 08 Juni 2010

Nasihat dari sebatang pohon pisang.

Ada sebuah pepatah klasik yang berkembang dikalangan para pecinta berkelana dialam rimba, "dimana ada pohon pisang, disitu akan ada sebuah perkampungan". Entah berasal dari mana pepatah itu ada, namun tidak bisa dipungkiri bahwa disetiap berkumpulnya manusia dalam sebuah kampung atau desa tidak bisa terlepas dari kegiatan bercocok tanam yang salah satunya adalah menanam pohon pisang.

Sebuah anekdot kuno mengatakan bahwa pisang adalah makanan pokok binatang yang menurut darwin adalah nenk moyangnya manusia, jadi kesimpulan kasar menyebutkan bahwa hanya binatang monyet atau kera yang mengkonsumsi buah pisang.

Sebagai manusia yang memiliki nurani dan akal tentu saja akan menolak anekdot kuno tersebut, karena tidak ada monyet atau kera yang menanam pohon pisang. Dan kalau memang kera adalah nenek moyang manusia, kenapa kera tidak lebih pintar dari manusia. Mengenai teori Darwin biar anda sendiri yang memberikan tanggapan dan kesimpulannya.

Kembali membahas masalah "pohon pisang". Sebatang pohon yang tidak berbeda jauh dengan pohon lainnya karena memiliki struktur yang hampir sama. Diantaranya pisang juga memiliki akar, batang dan daun. Akan tetapi yang membedakan hanyalah dari segi bentuk dan buah yang dihasilkan sehingga memberikan ciri khas tersendiri dari pohon pisang.

Pohon pisang adaah bagian dari maha karya Sang Pencipta yang disediakan untuk kebutuhan manusia yang menjalani kehidupan yang singkat di bumi tercinta. Strukturnya yang lengkap dan manfaat yang lengkap pula, mulai dari akar (bongol) yg bisa digunakan sebagai bahan untuk membuat keripik, batang yang bisa digunakan sebagai media untuk menumbuhkan mikroba pada proses penggemukan belut, daun yang bisa digunakan untuk membungkus nasi dan pepes, serta buahnya yang bisa di pergunakan untuk membuat beraneka macam makanan ringan diantaranya keripik, selai dan lain-lain, atau bisa juga dikonsumsi secara langsung apabila buahnya sudah matang.

Ada sisi pelajaran yang penuh dengan kebijaksananaan dan kearifan yang tertanam dalam tumbuhnya sebatang pohon pisang. Pelajaran ini yang paling mahal ketimbang batang, daun dan buahnya yang biasa kita jadikan sumber penghasilan. Sebuah ilmu yag sengaja Tuhan selipkan agar manusia yang memiliki alat pikir akan mampu memahami ilmu yang tergambar dari perjalanan hidup sebatang pohon pisang.

Kita lihat dari proses awal penanaman sebatang pohon pisang, dia akan tumbuh secara alami tanpa harus disedikan pupuk baik itu organik maupun anorganik, dia tidak butuh disiram dengan air pagi dan sore. Semangat juangnya yang tinggi yang harus kita teladani, dia tidak akan pernah berhenti berjuang (mati) sebelum mampu menghasilkan buah walaupun setiap saat batangnya kita tebas. Dia akan terus tumbuh dan tumbuh sehingga mampu mencapai tujuannya menyisakan buah yang segar dan siap untuk dipanen. Sebab ketika telah sampai tugasnya menghantarkan buah dan telah mencapai matang, maka tidak dapat dihindari pohon itu akan mati dengan sendirinya. Tidak hanya itu, kearifan dari sebatang pohon pisang selalu meninggalkan benih / anak disekelilingnya sebelum kebinasaan menghampirinya.

Hanya Tuhan yang maha perkasa yang mampu menciptakan sistem kehidupan dari sebatang pohon pisang. Dan tentu saja sebagai manusia yang lebih tinggi derajatnya dari seekor binatang yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi buah pisang sebagai makanan pokoknya kita harus bisa mengambil banyak pelajaran yang ditinggalkan Tuhan pada sebatang pohon pisang. Sisi kesederhanaan, sisi kearifan dan kebijaksanaan, sisi sosial yang tinggi, kasih dan sayangnya yang tulus dan terus mempertahankan kelangsungan hidup bagi penerusnya.

Tidak ada komentar: